Sunday, December 16, 2012

Refleksi Filsafat Pendidikan Matematika



Kekuatan mitos dan intuisi
            Pada hakikatnya, berfilsafat itu sama halnya dengan berinteraksi antara makro dan mikro. Lebih detail diibaratkan dunia makro itu adalah keseluruhan dan universal sedangkan dunia mikro adalah diri kita sendiri. Ketika orang-orang Yunani berusaha untuk mengalahkan dan menyangkal mitos-mitos yang ada, maka sebenarnya hal itu terjadi pula dalam diri kita terkait ruang dan waktu. Meskipun terdengar tabu, namun mitos sangat berpengaruh besar terhadap kehidupan kita. Bahkan anak kecilpun belajar sesuatu yang baru dalam hidupnya mengenai kehidupan dan hal-hal lain berdasarkan mitos. Singkat kata, mitos dapat diartikan sebagai suatu hal yang tidak kita pahami maknanya namun kita lakukan. Misalnya saja, dalam hal pendidikan matematika, kita sebagai guru tidak mengerti dan tidak memahami mengenai rumus pythagoras, namun kita mengajarkan rumus pythagoras tadi kepada siswa dan ‘memaksa’ siswa untuk menghapal rumus pythagoras tanpa mengetahui maknanya. Nah, hal ini lah yang dinamakan mitos. Dalam hal ini guru mengajar dengan metode mitos dan siswa belajar dengan menggunakan metode mitos. Baik guru maupun siswa sama-sama tidak mengerti akan makna pelajaran yang sedang diajarkan dan dipelajari, namun mereka melakukannya dengan cara saling ‘mentransfer’ ilmu yang tidak dipahami tersebut dengan menghapal tanpa tahu kebermaknaan, kebermanfaatan dan asal-usul ilmu tersebut. Jika dipandang dalam ruang spiritual, tak jarang pula terjadi mitos yang menyertai kehidupan manusia. Misalnya untuk urusan ibadah. Jika diajukan pertanyaan mengenai “seberapa jauhkah sholat Anda dikatakan mitos?” maka secara filsafat sangat mungkin sholat kita dikatakan sebagai mitos jika kita sholat tanpa mengetahui maknanya, hanya sekedar ikut-ikutan saja.
            Apapun yang telah terjadi di dunia ini terhadap diri kita adalah yang terbaik bagi kita dari Tuhan. Padahal yang terjadi dalam hidup kita meliputi yang gagal dan yang sukses. Kegagalan kita di waktu yang lampau itu justru adalah yang terbaik bagi diri kita. Tiada sekecil zarah pun bahkan tiada setitik pun yang tiada berharga bagi diri kita semua. Tiada hal sedikitpun yang bukan merupakan karunia. Oleh karena itu, segala yang ada dan mungkin ada pun adalah merupakan karunia Tuhan yang patut kita syukuri. Secara psikologi, dikatakan bahwa kegagalan merupakan awal dari keberhasilan.
         Kehidupan kita tak lepas pula dari yang namanya intuisi. Bahkan 90% hidup kita adalah intuisi sedangkan 10% sisanya barulah rasionalitas. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita memperhatikan pentingnya intuisi dalam kehidupan kita. Intuisi yang harus kita miliki terkait intuisi terhadap ruangdan waktu. Intuisi dan mitos itu diperoleh dengan cara aktivitas dan interaksi. Itulah sebabnya, matematika sekolah didefinisikan sebagai suatu aktivitas dan kegiatan bukan sebagai ilmu. Matematika didefinisikan sebagai kegiatan. Kegiatan mencari pola, kegiatan menyelesaikan masalah, kegiatan investigasi, dan kegiatan berkomunikasi. Hal ini agar intuisi semakin berkembang.

No comments:

Post a Comment