Sunday, December 16, 2012

Refleksi Filsafat Pendidikan Matematika

Refleksi Filsafat Pendidikan Matematika

Pertanyaan-Pertanyaan dalam Perkuliahan Filsafat

Pertanyaan Yulian Angga Pratiwi:
Ø Apakah segala sesuatu itu memiliki pola serumit benang kusut?
Sebuah pola itu bukan merupakan pola bagi orang yang tidak memahami. Sebuah jalan itu bukan merupakan jalan bagi orang yang tidak memahaminya. Jadi, bagi orang yang memahami dan mempercayainya, maka segala hal yang ada itu telah didesain oleh Tuhan Yang Maha Esa dan segalanya memiliki pola, hanya saja karena keterbatasan yang kita miliki akhirnya kita tidak mampu menyikapinya secara bijak. Ibaratnya seekor semut yang ada di dalam ember, ia tidak mengetahui bahwa di luar ember itu ada seekor ayam yang siap menerkamnya sebagai sebuah mangsa. Sehingga segala pola yang ada di dunia ini tergantung keyakinan dan pikiran kita.

Pertanyaan Rina Susilowati:
Ø Apa hakikat perbedaan dalam persatuan?
Semua orang itu berbeda dalam berbagai hal tapi bisa bersama dalam beberapa hal. Semua orang itu bisa berbeda namun semua orang itu adalah sama. Sama-sama makhluk Tuhan. Sama-sama membutuhkan oksigen. Sama-sama membutuhkan makan. Dan pada akhirnya sama-sama akan mati. Namun tidak ada manusia yang sama oleh karena manusia terikat oleh ruang dan waktu.
Ø Kapan sesuatu itu dikatakan sebagai mimpi?
Mimpi itu bisa diingat kembali bisa juga tidak, tergantung pada kualitas mimpi. Kualitas mimpi itu ada yang tinggi ada pula yang rendah, hal ini tergantung pada pengalaman seseorang. Jika kita rindu sekali, maka bisa jadi kita memimpikannya. Dapat pula ketika kita bermimpi kita tidak dapat mengingat kembali apa yang telah kita mimpikan, hal ini karena kualitas mimpinya rendah. Area mimpi bisa jadi dipelajari di dalam pendekatan psikologi, yakni gejala jiwa.

PertanyaanErmitasari:
Ø Apakah perbedaan antara cinta dan sayang?
Sayang dan cinta itu kontekstual. Sehingga keduanya bersinergi, cinta bersinergi dan sayang bersinergi. Cinta dan sayang itu sama-sama intuisi. Kita tidak dapat mendefinisikan cinta dan sayang. Yang dapat kita lakukan adalah mengkarakteristikkan atau menyebutkan ciri-ciri dari cinta dan sayang itu sendiri. Mungkin saja kita dapat menyebutkan bagaimana ciri-ciri orang yang lagi jatuh cinta. Oleh karena itu cara untuk membedakan cinta dan sayang adalah dengan intuisi. Artinya, definisinya itu semua pengalaman kita, orang-orang disekitar kita, itulah yang mendefinisikan cinta dan sayang.

Pertanyaan Dwi Kartikasari:
Ø Telah diketahui bahwa objek filsafat itu meliputi apa yang ada dan mungkin ada. Mengapa yang tidak ada itu termasuk objek filsafat?
Yang tidak ada itu relatif terhadap ruang dan waktu. Yang tidak ada itu memiliki kemungkinan menjadi ada. Maka yang tidak ada pun bisa dikategorikan termasuk yang mungkin ada. Semua yang tidak ada ketika akhirnya menjadi ada itu semua sebagai ikhtiar. Namun, terkadang filsafat dapat berbahaya, karena yang mungkin ada jika diteruskan masih menjadi mungkin ada, jika masuk ke ranah spiritual maka merupakan keyakinan. Pikiran kita sebagian dimasukkan ke dalam rumah epoche.

Pertanyaan Nurmanita Prima:
Ø Bagaimana hakikat guru matematika yang dianggap galak di sekolah?
Hakikat dan galak itu tidak imbang. Mungkin yang dimaksud adalah ciri-ciri guru yang galak. Jika ditanyakan ciri-ciri guru yang galak maka jawaban yang mungkin adalah guru yang mudah marah, toleransinya kecil, suka memaksakan kehendak.

Pertanyaan Arlian Bety:
Ø Bagaimana menghadapi orang yang enggan atau pelit membagi ilmu terhadap orang lain?
Cara kita berinteraksi adalah dengan berkomunikasi. Jika orang yang memiliki ilmu tidak ikhlas berbagi, maka biarkan saja. Pelit itu berdimensi. Orang-orang pada tingkat tekhnologi maju seperti negara-negara kapital yang orientasinya bisnis, maka mereka akan menghargai apa yang mereka pikirkan. Di Amerika ada istilah teacher pay teacher, dimana guru memiliki karya kemudian ia membuat file dan dokumen, ketika orang lain ingin menggunakannya maka ia harus membayar.

Pertanyaan Naafi Awwalunita:
Ø Bagaimana cara memberikan pemahaman pembelajaran pada guru matematika yang tidak suka pada guru matematika itu sendiri?
Yang perlu dibenahi sebenarnya adalah cara pandang kita sendiri terlebih dahulu. Kita selama ini memandang bahwa orang lain adalah objek yang diberi pemahaman dan ini itu. Walaupun orang dewasa, prinsip hidup itu adalah keterampilan hidup / lifeskill yakni to construct. Ibaratkan saat awal kita belum mengetahui suatu pengetahuan, misal ketika Pak Marsigit melakukan supervisi RSBI di SMP Negeri 1 Balikpapan, pada awalnya ketika masih di Jogja pemahaman Pak Marsigit mengenai sekolah ini masih nol. Ketika tiba di Balikpapan dan dijemput oleh pihak sekolah, pemahaman Pak Marsigit ibarat biji yang mulai membelah. Dalam perjalanan menuju hotel, orang-orang tadi bercerita banyak mengenai SMP Negeri 1 Balikpapan sehingga pemahaman Pak Marsigit ibarat tumbuhan yang mulai tumbuh menunjukkan akar dan tunas daun-daun. Ketika melakukan observasi dan supervisi dengan melihat dan mengamati langsung proses pembelajaran dan administrasi serta manajemen disana, pemahaman Pak Marsigit bagaikan pohon yang mulai tumbuh dengan subur dan kokoh dengan batang dan akar yang kuat dan daun yang rimbun. Maka ketika Pak Marsigit telah selesai melakukan keseluruhan rangkaian supervisi RSBI nya, maka pemahaman Pak Marsigit mengenai SMP Negeri 1 Balikpapan itu bagaikan sebuah pohon yang kokoh dengan batang dan akar yang besar serta rimbun akan dedaunan dan pohon itu berbuah lebat. Nah, seperti itulah pengetahuan dan pemahaman yang dibangun sendiri oleh setiap orang. Setiap orang harus aktif membangun pengetahuan dan pemahamannya. Setiap orang harus menjadi pembelajar yang aktif bagi dirinya sendiri.

Pertanyaan Felisitas Sayekti:
Ø Apa penyebab krisis multidimensi yang terjadi?
Krisis multidimensi yang terjadi penyebabnya adalah guru. Salah satu penyebab krisis multidimensi itu adalah pemikiran guru yang seperti pada pertanyaan sebelumnya tadi. Perilaku guru semacam itulah yang menjadi penyebab terjadinya krisis multidimensi. Karena siswa tidak belajar secara alami, siswa kehilangan intuisi, siswa dianggap sebagai tong kosong, sehingga hidupnya menjadi tidak terarah dan melanggar aturan oleh karena krisis intuisi tadi.
Ø Mengapa banyak orang beranggapan bahwa matematika itu sulit?
Sebenarnya matematika bukan hanya diangap sulit, namun memang sulit. Hal ini karena bersifat ekstensif dan intensif. Luas seluas-luasnya dan dalam sedalam-dalamnya. Itulah yang menyebabkan matematika itu sulit. Karena cakupannya luas, meliputi apa yang ada dan mungkin ada.

Pertanyaan Siti Subekti:
Ø Apakah yang dimaksud dengan Hermeunitika?
Hermeunitika itu adalah terjemah dan menterjemahkan. Dalam masyarakat kita tak lain adalah silaturahim. Jadi, jika kita ingin mengajar matematika yang paling tepat sesuai sunatullah sebagai masyarakat belajar adalah kita sebagai guru itu memfasilitasi, membantu agar siswa kita itu dapat bersilaturahim dengan matematika.

Pertanyaan Rudy Prasetyo:
Ø Bagaimana melawan kemalasan?
Memang, orang gemuk itu godaannya adalah mudah tidur, sehingga dekat dengan yang namanya malas dan tak jarang sering terkena penyakit. Namun orang kurus pun ada yang mudah terkena penyakit. Maka berfilsafatpun dapat membuat orang menjadi kurus. Hal ini karena mengerti itu dapat membuat orang tidak bahagia.

Pertanyaan Aries Saputra:
Ø Dalam filsafat, apakah ada keterkaitan antara khayalan dan cita-cita?
Ya, antara khayalan dan cita-cita memiliki keterkaitan. Cita-cita merupakan khayalan, tetapi khayalan belum tentu merupakan cita-cita. Maka, cita-cita merupakan khayalan yang tersistem. Cita-cita memiliki landasan, memiliki alasan dan memiliki latar belakang.

Pertanyaan Siti Zainab:
Ø Apa yang dimaksud dengan sombong?
Sombong memiliki pengertian yang bertingkat-tingkat, mulai dari orang awam, sudut pandang psikologi, hingga spiritual. Sombong dalam arti spiritual adalah identik dengan setan. Tanpa harus didefinisikan, kita telah mampu mengetahui apa yang disebut sombong. Jika kita tidak mengetahuinya, maka dapat dikatakan kita telah kehilangan intuisi. Karena sombongpun dapat diketahui dengan bantuan intuisi.

No comments:

Post a Comment