Thursday, January 12, 2012

SUPPORTING EVIDENCES AND MONITORING TO DEVELOP SCHOOL-BASED CURRICULUM FOR JUNIOR HIGH SCHOOL MATHEMATICS IN


By Dr.Marsigit,MA
Reviewed by Fitria Yelni (http://fitrialikemath.blogspot.com)


Banyak hal yang perlu dilakukan pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan untuk mengimplementasikan kurikulum baru, yaitu KTSP yang dimulai pada tahun ajaran 2006/2007. Kebijakan ini diikuti oleh beberapa aspek yaitu: otonomi program sekolah, pengembangan silabus, peningkatan kompetensi guru, fasilitas belajar dan jaminan akan kualitas.  Program monitoring telah dilakukan di beberapa daerah yang berbeda untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, serta hambatan kurikulum baru ini. Dari kegiatan monitoring ini diketahui bahwa:
1.    Banyak guru yang masih mempunyai masalah dalam pelaksanaan KTSP
2.    Banyak guru masih memiliki kesulitan dalam mengembangkan lembar kerja siswa
3.  Banyak guru masih memiliki kesulitan dalam mengembangkan masalah yang kontekstual dalam matematika.
4.    Banyak guru masih memiliki kesulitan dalam mengembangkan media pembelajaran
5.    Siswa merasa lebih senang belajar matematika melalui kelompok diskusi
6. Guru  merasa bahwa kegiatan diskusi, praktek, dan penelitian adalah metode yang penting dalam pembelajaran matematika yang sesuai dengan KTSP di SMP.

Hasil monitoring tersebut mengindikasikan bahwa:
1.    Sosialisasi kurikulum baru harus lebih intensif
2.    Partisipasi guru, kepala sekolah, dan pengawas harus ditingkatkan
3.    Sumber daya yang mendukung kurikulum baru harus dikembangkan dengan ekstensif
4.    Dibutuhkan penelitian tindakan kelas untuk guru sebagai bagian aktivitas mengajar
5.    Dibutuhkan menanamkan konsep dan teori serta paradigma belajar mengajar matematika
6.    Hambatan dalam pelaksanaan kurikulum baru meliputi terbatasnya fasilitas pendidikan dan media serta keterbatasan dana.

Saat ini keadaan masyarakat indonesia sangat cepat mengalami perubahan dalam berbagai aspek kehidupan. KTSP dapat menjadi langkah awal bagi guru matematika di Indonesia untuk merefleksi dan berpindah dari paradigma lama. Hal ini mendorong guru untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan berbagai pendekatan yang berbeda agar dapat memilih. Melalui kurikulum baru ini, guru harus bisa merespon kebutuhan setiap anaka karena pengalaman yang relevan dan kemampuan siswa berbeda-beda. Hasil evaluasi dari kurikulum baru ini memberitahu kita bahwa saat kita menggunakan kurikulum baru, kita harus selalu meningkatkan kemampuan kita. Disarankan juga untuk meningkatkan kualitas pendidikan matematika. Untuk itu, pemerintah pusat harus:
1.      Mendefinisikan kembali tugas guru yaitu sebagai fasilitator.
2. Mendefinisikan kembali tugas kepala sekolah yaitu memberikan dukungan pada perkembangan professional guru dengan mengizinkan guru untuk mengikuti seminar, pelatihan, dsb.
3.    Mendefinisikan kembali tugas supervisor yaitu mereka harus memiliki latar belakang akademik yang sama dengan guru yang disupervisinya.
4.      Mempromosikan kolaborasi yang lebih baik antara sekolah dan universitas
5.      Mendefinisikan kembali sistem evaluasi nasional.

No comments:

Post a Comment